Kamis, 29 Desember 2011

Tafsir Al-Mujadalah ayat 14



TUGAS
 TAFSIR PENDIDIKAN
SURAT AL-MUJADALAH: 14


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah: Tafsir Pendidikan
Dosen Pengampu: Drs. Sarbini, M.Ag













                                                                                                                                                        

Disusun Oleh:

Nama          : SUNARI
NIM            : 02.7312
Semester     : V



JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MAMBA’UL ‘ULUM SURAKARTA
(STAIMUS)
2011




TAFSIR PENDIDIKAN
SURAT AL-MUJADALAH: 14


1.      Ayat Al-Mujadalah : 14

2.      Terjemah
Artinya: “Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui”.

3.      Asbabul Nuzul
Siriwayatkan dari Muqatil dan As-Saddi
“Kami menerima riwayakan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan seorang munafik bernama Abdullah bin Nabtal. Dia duduk di Majelis Rasulullah, lalu melaporkan pembicaraan Rasulullah kepada kaum Yahudi. Rasulullah menegurnya tetapi dia bersumpah demi Allah bahwa tidak melakukan hal itu. Maka dari itu turunlah ayat ini.

4.      Analisis
Yakni orang-orang Yahudi yang munafik bersekongkol dan memihak kepada batinya. Mereka hakikatnya bukan dari kalangan orang-orang Yahudi. Orang munafik itu bersumpah dengan berdusta sedangkan mereka mengetahui bahwa sumpah yang mereka lakukan itu dusta belaka. Hal ini merupakan kebiasaan mereka yang terkutuk. Karena sesungguhnya apabila orang-orang yang beriman mengatakan “ kami beriman”. Dan apabila datang kepada Rasul, mereka bersumpah kepadanya dengan nama Allah bahwa mereka beriman. Padahal mereka mengetahui dalam dirinya bahwa sumpah yang mereka lakukan itu hanyalah dusta belaka. Mereka tidak menyakini kebenaran dari apa yang mereka katakan. Sekalipun secara lahiriah dibenarkan karena itulah maka Allah menyakini kedustaan sumpah dan persaksian mereka terhadap hal itu.

5.      Pesan Dasar Ayat
1.      Jangan menjadi pengkhianat.
2.      Berlakulah jujur sekalipun itu pahit.
3.      Jangan menjadi orang yang munafik.

6.      Sumber Bacaan
Al-Qur’an dan terjemah
Ibnu Katsir


Jumat, 09 Desember 2011

Hadits Mengenai anak lahir


Tugas Hadits Pendidikan
Anak Lahir Atas Dasar Fitroh (LM.1702)


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah : HADITS PENDIDIKAN
Dosen Pengampu : Drs. Sarbini, M.Ag



Disusun oleh :
Nama             : SUNARI
NIM                : 02.7312
Semester        : V
Jurusan           : Tarbiyah (PAI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MAMBA’UL ‘ULUM SURAKARTA
(STAIMUS)
2011



A.      Anak Lahir Atas Dasar Fitroh (LM.1702)

حَدِ يْثُ أَ ِبيْ هر ير ةَ رَ ِضيَ الله عَنْهُ , قَا لَ لنَبِيُّ ص.م.: مَا مِنْ مَوْ لُوْ ٍد إلاَّ يُوْ لَدُ عَلَى الْفِطْرَ ةِ. فَأَ بَوَا هُ يُهَوِّدَا نِهِ أ وْ يُمَجِّسَا نِهِ كَمَا تُنَتجُ اْلبَهِيْمَةُ بَهِيْمَةً جَمْعَاءَ
B.     Abu Hurairah r.a berkata : Nabi SAW. Bersabda: Tiada bagi yang melahirkan melaikan diatas fitrah, maka ayah bundanya yang mendidiknya menjadi yahudi, Nasrani atau Majusi, sebagai Lahirnya binatang yang lengkap sempurna.

C.     Pesan Hadits
1.      Anak Lahir dalam keadaan Fitrah
2.      Atau anak lahir itu fitrah seperti kertas putih
3.      Yang menulisi kertas putih itu, adalah kedua orang tuanya.

D.     Analisis Isi (Kolerasi Tema Dengan Ilmu Pendidikan)
Orang Nasrani percaya, bahwa anak lahir itu membawa dosa warisan. Untuk menebus dosa yang di bawa anak baru lahir itu, maka Isa di Salib. Tujuannya untuk menebus dosa manusia.
Lalu Islam menjelaskan, bahwa bayi lahir itu Fitroh. Yang menjadikan Nasrani, Majusi adalah kedua orang tuannya. Sesuai dengan Surat Ar-Ruum ayat: 30 yang artinya: 30. “Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui[1168].” [1168] Fitrah Allah: Maksudnya ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama Yaitu agama tauhid. kalau ada manusia tidak beragama tauhid, Maka hal itu tidaklah wajar. mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantara pengaruh lingkungan. Dengan pentingnya Tabularasa, konvergensi dan lain-lain.
Setelah anak itu di didik oleh kedua orang tuanya, maka pendidik selanjutnya adalah lingkungan. Tetapi, Allah menciptakan manusia itu mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid. Kalau ada manusia tidak beragama tauhid, maka itu hanya pengaruh lingkungan.
Maka, lingkungan itu penting sekali untuk perkembangan anak. Maka kita harus berhati-hati dalam memilih lingkungan. Kalau lingkungan itu bagus, maka perkembangan jiwa anak itu akan bagus. Tapi bisa sebaliknya.
Kalau manusia itu di dalam akal atau pikirannya sudah tahu yang benar dan yang salah, maka itu dirinci oleh al qur’an. Memang, manusia perlu dan butuh al qur’an. Dan manusia harus:
1.      Baca al qur’an
2.      Memahami isi al qur’an
3.      Melaksanakan isi al qur’an
4.      Menyiarkan atau mengamalkan al qur’an sampai akhir zaman.